Thursday, November 18, 2010

Kejutan Listrik bagi Awam

Sebelumnya pada tulisan “Electric Shock alias Kesetrum” telah kita bahas manfaat dan bahaya energi listrik. Pada kesempatan ini, saya ingin mengangkat konsep kejutan listrik lebih mendalam dan memuaskan.

Pengantar

Saya hampir saja mendebat argumen seorang atasan atas pernyataan terkait dengan konsep kejutan listrik. Berdasarkan beberapa referensi, saya menyatakan bahwa janganlah kita meremehkan tegangan seberapapun nilainya. Karena yang mengakibatkan kerusakan itu adalah arus yang mengalir di badan manusia. Tergantung berapa besarnya, jalur yang dilewatinya, dan durasinya. Belum sempat saya menjelaskan lebih lanjut, atasan tersebut sudah menjatuhkan dengan pernyataannya untuk belajar lebih banyak lagi. Pada ulasan berikut akan kita lihat apa yang menjadi masalah pertentangan antara saya dengan atasan tersebut.

Awas tegangan tinggi bukan arus tinggi

Salah satu bantahan yang diajukan adalah kenapa kalau memang arus yang harus ditakutkan, tanda peringatan yang dipasang berbunyi, “Danger! High Voltage!” bukannya “Danger! High Current”?

Secara logika, bantahan tersebut tidaklah salah. Orang akan lebih ingat dan dengan cepat membandingkan bahaya listrik jika kita gunakan istilah tegangan. Bakal dengan mudahnya saat melihat peringatan tegangan berbahaya, orang membandingkan tegangan rumah 220V dengan tegangan industri (misal: 660V). Untuk tegangan rumah 220V aja udah bikin “nyut-nyut” apalagi 660V(bisa dibayangkan modarnya). Dan biasanya peringatan ini ada pada alat-alat yang memenuhi standard safety internasional yang dapat ditemukan dalam bentuk stiker dengan lambang petir di dalam segitiga dengan warna kuning yang norak. Berapapun tegangannya, selalu ada peringatannya.

Nah, sekarang apakah emang seperti itu kebenarannya? Yang berbahaya adalah tegangan bukan arus? Atau ada masalah penggunaan bahasa disini?

Dari data wikipedia disebutkan bahwa kita bisa merasakan kejutan listrik mulai dari arus senilai 1 miliamper. Untuk nilai lebih dari itu bisa mengakibatkan efek yang semakin parah tergantung besarnya. Bahkan dinyatakan bahwa arus 100 miliamper dapat mengakibatkan kematian.

Nah lho, anda bisa buktikan cari pakai bantuan mbah google tentang “electric shock”. Di setiap referensi dijelaskan efek dari arus yang mengalir dan tegangan yang memiliki potensi besar.

Secara fisik

Kuat arus dapat merusak jaringan tubuh manusia tergantung dari nilainya. Dari wikipedia, kita baru merasakan arus pada nilai 5 hingga 10 miliamper untuk tegangan searah (DC) dan 1 hingga 10 miliamper untuk tegangan bolak-balik (AC) pada frekuensi 60 Hz. Tingkat persepsi ini berlawanan dengan peningkatan frekuensi, kita tidak akan merasakan apa-apa pada frekuensi di atas 15 hingga 20 kHz. Dapat dikatakan bahwa tingkatan persepsi terhadap kejut listrik berbeda-beda tergantung pada tegangan, durasi, arus, jalur yang ditempuh, frekuensi, dan sebagainya.

Terbakar

Pemanasan akibat daya tahan/resistansi tubuh dapat mengakibatkan luka bakar yang parah. Tegangan senilai 500 hingga 1000 volt cendrung mengakibatkan luka bakar dalam akibat besarnya energi dari sumber (atau sama dengan durasi dikalikan dengan kuadrat arus dikalikan resistansi) sedangkan arus mengakibatkan pemanasan pada jaringan tubuh.

Potensi luka bakar akibat kontak dengan tegangan tinggi = I(arus)*I(arus)*R(resistansi)*t(durasi kesetrum)

Ventricullar fibrilation

Istilah kedokteran yang berhubungan dengan efek kejut listrik terhadap jantung.

Arus untuk tegangan rendah (110 atau 230 V) 50 atau 60-Hz yang mengalir melalui daerah dada selama beberapa detik dapat menimbulkan efek yang disebut ventricular fibrillation pada arus sekecil 60 mA! Sedangkan untuk tegangan searah (DC) cuma butuh 300 hingga 500 mAuntuk bisa memodarkan manusianya. Jika arus memiliki akses langsung ke jantung (misal: melaluicardiac catheter atau elektroda lainnya), bahkan butuh arus lebih kecil dari 1 mA (AC atau DC)!

Fibrilasi akan mengakibatkan sel otot jatut bergerak suka-sukanya aja tidak terkendali. Jika tidak segera ditindaki dengan defibrilasi bisa modar! Untuk arus lebih dari 200 mA, kontraksi otot akan sangat kuat hingga jantung tidak sanggup untuk bergerak sama sekali!

Efek terhadap syaraf

Arus bisa mengakibatkan interferensi pada sistem kendali syaraf, khususnya jantung dan paru-paru. Terserang kejut listrik berulang kali atau tingkat parah yang tidak mengakibatkan kematian dapat menyebabkan neuropathy.

Sebagai catatan, orang bisa pingsan jika arus nembus melalui kepala!

Bahaya percikan akibat kejut listrik

Nah bahasan ini agak di luar konteks kita tapi sebagai pengingat, kebanyakan hingga 80% cedera dan kematian tidak langsung disebabkan oleh kejut listrik akan tetapi karena hasil dari kegagalan listrik itu sendiri seperti: panas yang berlebihan dan gelombang tekanannya. Radiasi dari percikan api akibat short-circuit seperti pada mesin las juga bisa menimbulkan bahaya jika tidak menggunakan alat pengamanan yang sesuai.

Tambahan

Normalnya tahanan manusia adalah 10.000 ohm dan saat basah adalah 1.000 ohm. Jadi, saat kita menyentuh sebuah sumber maka kita seperti menambahkan beban paralel dan semuanya tergantung pada tegangan, arus, frekuensi dan faktor lainnya. Arus cendrung memilih jalan yang lebih lapang/resistansi lebih kecil ketimbang lewat jalan macet. Seperti kasus macet di Jakarta, kalau jalan umum macet ya lewat jalur busway gitu.

Simpulan

Berdasarkan ulasan di atas dapat kita simpulkan bahwa:

1. Listrik itu emang berbahaya jika kita menyediakan hubungan dengan sumbernya atau kita jadi penghantarnya!

2. Salah bagi orang yang setengah menyatakan bahwa teganganlah yang berbahaya atau aruslah yang berbahaya (dapat dinyatakan bahwa saya salah dan atasan itu juga salah)

3. Jangan remehkan efek dari kegagalan listrik karena kita fokus mengelakkan bahaya kejut listrik!

Somewhere on Earth

26 Desember 2009

Taufiq Sabirin

0 komentar:

Post a Comment