Thursday, November 18, 2010

“KESETRUM”



Apa itu “kesetrum”?

Fenomena “kesetrum” terjadi ketika seseorang melakukan kontak dengan sumber voltase listrik yang cukup tinggi sehingga mengakibatkan adanya aliran listrik melewati tubuh yang memberikan efek kejutan pada otot dan syar
af. Dapat pula dikatakan bahwa saat “kesetrum” terjadi, tubuh menjadi bagian dari suatu rangkaian listrik. Nilai minimum aliran listrik yang dapat terdeteksi pada tubuh manuasia adalah 1mA.
Aliran listrik tersebut baru akan terjadi bila terdapat perbedaan tegangan antara dua titik. Sebagaimana definisi tegangan sebagai nilai yang relatif antara dua titik, teg
angan suatu titik selalu dinyatakan dengan menggunakan titik lain sebagai pembanding.
Oleh karena itulah, aliran listrik tidak akan terjadi bila kontak terhadap suatu rangk
aian listrik hanya dilakukan pada satu titik. Hal tersebut dibuktikan ketika seekor burung bertengger pada kabel listrik tegangan tinggi. Aliran listrik tidak akan melewati tubuh burung karena burung melakukan kontak dengan kedua kakinya pada kabel yang sama sehingga kedua kakinya akan memiliki tegangan yang sama.
Hal yang berbeda terjadi bila manusia yang berdiri di atas bumi (tanah) memegang kabel tersebut. Manusia yang memegang kabel tersebut akan “kesetrum” akibat peran bumi (tanah) sebagai konduktor. Pada umumnya rangkaian listrik memiliki suatu titik dimana rangkaian tersebut dihubungkan dengan tanah, baik secara langsung maupun tidak langsung seperti ketika rangkaian memiliki kontak dengan dahan pohon. Dengan demikian, terdapat beda tegangan antara titik kontak manusia dengan rangkaian dan titik kontak rangkaian dengan tanah. Perbedaan tegangan tersebut akan membuat terdapatnya aliran listrik yang mengalir melalui tubuh manusia dan tanah antara kedua titik tersebut. Hal inilah yang menyebabkan fenomena “kesetrum”.

Mengapa “kesetrum” berbahaya?

Salah satu penyebab “kesetrum” yang tidak terlalu berbahaya adalah listrik statis. Efek kejutan akibat listrik statis akan berhenti ketika nilai tegangan antara ke
dua objek telah bernilai sama. Oleh karena itu, efek kejutan ini pada umumnya berlangsung pada jangka waktu yang tidak lama dan pada taraf yang tidak membahayakan.
Pada dasarnya tingkat bahaya fenomena “kesetrum” ditentukan oleh beberapa faktor, seperti:
  • tipe arus listrik (AC & DC)
  • besar hambatan tubuh pada titik kontak, sesuai rumus V = I x R, semakin besar hambatan pada titik kontak, akan semakin kecil besar arus listrik yang mengalir pada tubuh manusia
  • jalur aliran listrik yang melalui tubuh, jika arus listrik mengalir melalui kepala dan dada dimana terdapat organ-organ vital manusia, aliran tersebut akan lebih berbahaya dibandingkan bila melalui jalur lainnya
  • lamanya kontak terjadi, pada umumnya lama kontak berpengaruh secara linear terhadap tingkat bahaya dari arus listrik
Listrik yang mengalir pada tubuh manusia terutama banyak berpengaruh melalui sistem syaraf karena sistem syaraf manusia menggunakan impuls-implus listrik pada fungsinya untuk meneruskan rangsangan dari lingkungan dan perintah respons dari otak.
Beberapa efek dari “kesetrum”:
  • Terbakarnya kulit pada titik kontak dengan rangkaian atau dengan tanah
  • Koagulasi protein pada sel tubuh yang menghancurkan fungsi sel
  • Vascular thrombosis
  • Matinya sel-sel jaringan kulit
  • Kontraksi dan perubahan ukuran otot
  • Ventricular fibrillation, yaitu perubahan irama denyut jantung yang tidak teratur. Hal ini akan sangat berbahaya bila tidak segera ditangani.
  • Berhentinya denyut jantung
  • Gangguan pernafasan akibat cedera sistem syaraf pusat atau kaku otot
  • Dehidrasi
  • Patah tulang atau dislokasi tulang akibat kontaksi otot yang berlebihan
  • Gangguan peredaran darah
  • Gangguan syaraf yang dapat berpengaruh pada kerja otot atau organ tubuh lainnya.
  • Hilangnya kesadaran

Apakah terdapat batasan bagi “kesetrum” untuk menjadi berbahaya?

Tingkat bahaya fenomena “kesetrum” oleh arus listrik bergantung pada besar arus listrik yang mengalir melewati tubuh. Besar arus listrik ini dinyatakan dalam satu
an Ampere (A) atau mili Ampere (mA). Semakin besar arus listrik, semakin berbahaya pula arus tersebut bagi tubuh manusia.
Batasan suatu arus listrik menimbulkan efek yang dirasakan oleh manusia berdasarkan jenis kelamin dapat dibagi sebagai berikut:
  • Sensasi tersengat : 0,25-0,5 mA untuk wanita dan 0,5-1 mA untuk pria
  • Sensasi tidak menyenangkan : 1-2 mA untuk wanita dan pria
  • Maximum “Let-Go” level : 9 mA untuk wanita dan 15mA untuk pria
Maximum “Let-Go” level adalah titik dimana manusia kehilangan kontrol atas otot dan kontraksi otot akan terus terjadi hingga kontak dengan arus tersebut dihentikan.
Secara umum, efek dari setiap tingkatan besar arus dapat dilihat dari gambar


Apakah terdapat perbedaan “kesetrum” listrik AC dan DC?

Pada tegangan dan kekuatan yang sama, listrik AC memiliki tingkat bahaya sebedar tiga atau lima kali tingkat bahaya listrik DC.
Listrik DC cenderung mengakibatkan kontraksi kejutan pada otot yang mendorong tubuh dari kontak lebih lanjut. Sebaliknya, listrik AC seringkali membuat bagian tubuh yang melakukan kontak menjadi lumpuh dan tidak terlepas dari titik kontak. Hal tersebut akan mengakibatkan kontak terhadap listrik AC terjadi lebih lama dibandingkan dengan kontak terhadap listrik DC.
Selain itu, listrik AC memiliki kecenderungan untuk mempengaruhi sistem syaraf yang membuat jantung mengalami kontraksi yang cepat, tidak teratur, dan tidak sinkron, sedangkan listrik DC cenderung membuat jantung tetap berdetak. Jantung yang mengalami kontraksi tidak beraturan tersebut memiliki kesempatan yang lebih kecil untuk kembali normal dibandingkan jantung yang sempat berhenti. Oleh karena itulah, listrik DC digunakan pada alat penormal detak jantung (defibrillator) untuk menghentikan kontraksi tidak teratur dan memberikan kesempatan bagi jantung untuk pulih.
Sumber:
http://www.thefreedictionary.com/electric+shocks
http://www.webmd.com/a-to-z-guides/electric-shock
http://www.allaboutcircuits.com/vol_1/chpt_3/3.html
http://www.allaboutcircuits.com/vol_1/chpt_3/2.html
http://www.pat-testing.info/electric-shock.htm
http://www.dhyansanjivani.org/diseases/Electric_shock.asp
http://en.wikipedia.org/wiki/Electric_shock
http://www.emedicinehealth.com/electric_shock/page2_em.htm#Electric%20Shock%20Causes
http://www.mikeholt.com/mojonewsarchive/ET-HTML/HTML/EletricalShockHazard~20020326.htm

1 komentar:

boedyzoldik said...

waa..makasi infonya yak...

Post a Comment